rifanisa nurul fitria
Cerita tentang Salsabila ini kuawali dari sebuah akhir.
Aku membuka kertas lusuh berusia 9 tahun itu. Sebuah surat yang tak kan lekang dimakan zaman. Surat yang diberikan kepada kami berdelapan saat perpisahan SDIT Salsabila. Sepuluh tahun usiaku waktu itu..


21 R. Awwal 1421
24 Juni 2000

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ananda yang kami cintai,

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji dan syukur sungguh patut kita sampaikan kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala; betapa besar nikmat yang telah diberikan kepada kita: Allah telah memilih kita sebagai muslim, padahal ada bermilyar manusia yang tenggelam dalam kegelapan kekafiran. Dan Allah telah memberikan kepada kita beberapa tahun usia yang kita lewatkan bersama di SDIT Salsabila dalam rangka beribadah kepada-Nya dengan cara mempelajari ilmu-Nya yang mahaluas.

Ananda, sebentar lagi insya Allah Ananda akan belajar di pondok. Tidak ada lagi orang tua yang senantiasa mendampingi. Tetapi, insya Allah mereka akan selalu mengingatmu dan mendoakanmu. Semakin jauh ananda, semakin besar kasih-sayangnya padamu. Laluilah hari-hari di pondok dengan kesabaran dan dengan niat untuk berjihad, dan berjihad itu memang penuh masaqah (kesulitan). Berniatlah memenuhi perintah Allah mempelajari  ilmunya yang bermanfaat, tidak saja untuk kehidupan di dunia yang pendek, tetapi juga untuk bekal kehidupan akhirat yang abadi. Bersabarlah, karena suatu saat setiap orang akan berpisah dan menghadap Allah sendiri-sendiri. Jika engkau rindu kepada orang-orang yang engkau tinggalkan, lipurlah, dan rindukanlah pertemuan dengan Allah, dengan membaca Al Qur’an dan kandungannya yang luar biasa, mendirikan shalat, dan dzikir. Ananda tidak dapat lagi banyak menggantungkan diri kepada orang tua. Tawakkal ‘alallah. Sebab, hanya Allah pelindung yang kokoh. Jika ananda menghadapi kesulitan, insya Allah di balik kesulitan ada kemudahan. Berdoalah. Alangkah mudah bagi Allah untuk membuat kesulitan yang menghimpit itu menjadi mudah. Dan kepahitan itu kelak akan terasa manis.

Ananda, beberapa saat lagi ananda menginjak dewasa. Jika ananda melakukann amal shalih,Allah akan membalasnya di dunia dan di akhirat. Penuhilah perintah-perintah Allah. Berkatalah hanya dengan perkataan yang bermanfaat. Jangan biarkan orang yang meminta bantuan kepadamu kembali dengan tangan hampa. Milikilah sikap jujur. Sebab, jujur adalah mata uang yang laku di mana pun kita berada. Teladanilah akhlaq Rasulullah. Teladanilah kehidupan para sahabat. Sebaliknya, bila ananda melakukan dosa, Allah akan membalasnya pula di dunia dan di akhirat. Jauhilah prasangka buruk kepada Allah dan kepada sesama muslim. Tanggalkan rasa dengki, iri,, sombong, dan riya’, dan jangan mengagumi dirimu sendiri.

Pegang teguh kalimat tauhid itu. Sebab, bila sampai akhir hidupmu, sampai malaikat maut menjemputmu untuk menghadap Allah, kalimat tauhid itu tetap kokoh dalam dirimu, maka enkau akan masuk surge. Tetapi, bila engkau melakukan dosa dan mengulang-ulangnya, maka sebelum enkau dimasukkan ke dalam surga, engkau akan direnggut oleh malaikat masuk ke dalam neraka. Na’udzubillahi min dzalik. Sedikit dosamu, sehari engkau di neraka. Semakin banyak dosamu, semakin lama engkau di neraka. Mungkin dua hari, mungkin empat puluh hari, mungkin setahun, atau bahkan bertahun-tahun. Tetapi ananda, sekalipun hanya sehari, namun siksa Allah di neraka sangat pedih, sehingga Rasulullah tak sanggup melihatnya ketika mi’raj. Dan sehari di neraka sama seperti 1000 harinya di dunia. Berbelas tahun di neraka sama dengan berbelas ribu tahun di dunia. Berpuluh tahun di neraka, bagaimana mungkin kita sanggup menanggungnya? Sedangkan api di neraka 70 kali lebih panas dari api di dunia. Dan bila api di dunia membuat kita mati, tetapi tidak demikian api neraka. Apii neraka mengelupaskan kulit kita, membakar daging kita, dan menghancurkan badan kita. Tetapi segera setelah hancur, daging itu tumbuh lagi, kulit itu kembali utuh menyelimuti, dan api neraka akan membakarnya kembali.

Oleh karena itu, jauhilah perbuatan dosa, baik perbuatan fisik, perbuatan lisan, perbuatan hati, dan pikiran. Satu kali pun, jangan tinggalkan shalat. Dan satu kali pun, janganlah membuat ibu dan ayahmu tidak ridha. Sebelum kalian berangkat ke pondok nanti, ciumlah tangan ibu dan ayahmu. Mintalah maaf kepada mereka. Banyak di antara kami, orang tua kalian, yang tak dapat lagi meminta maaf kepada ibu dan ayah kami, padahal kami belum sempat meminta maaf dengan sebenar-benarnya.

Ananda sekalian, kami, kepala sekolah, wali kelas, para guru, bendahara sekolah, petugas kebersihan, petugas catering, petugas antar-jemput, menyatakan kebanggaannya kepada kalian, dan minta maaf atas kesalahan, kekhilafan, dan janji-janji yang belum terpenuhi.
Jika Allah mentakdirkan kita untuk bertemu kembali di dunia, kami meminta agar kita bertemu di jalan Allah. Dan bilamana Allah mentakdirkan kita untuk bertemu di akhirat kelak, kami meminta bertemu dalam himpunan anbiya, syuhada, dan shiddiqqin di surga kelak.

Selamat jalan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
0 Responses

Posting Komentar